Ia meminta Gojek menurunkan ongkos kirim (ongkir) agar UMKM terbantu, terutama yang bergerak di bidang usaha makanan dan minuman.
“Kemarin saya tegur itu Gojek, delivery fee-nya jangan kemahalan”, ujarnya dalam Seminar Nasional bertajuk Tantangan Milenial Merebut Peluang Akses Pembiayaan dalam Ekosistem UMKM dan Ekonomi Hijau yang disiarkan virtual, Selasa (28/12).
Menurutnya lagi, tarif kemahalan lama-lama mematikan UMKM kita terutama yang F&B (food and beverege).
“Kemarin saya tekan seperti itu”, Jelas Gibran.
Bahkan menurutnya, Pemerintah Kota Solo tak takut ditinggal Gojek karena pihaknya bisa membuat aplikasi serupa di Kota Solo.
Permintaan Wali Kota Surakarta Gibran untuk menurunkan ongkir gojek mendapat tanggapan dari driver ojek online (ojol) yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua (Garda).
Hal ini mendapat tanggapan berbeda dari Ketua Garda…
“ Tarif ongkir yang diberlakukan saat ini menurutnya sudah murah”, jelas Igun
Bahka ia juga menegaskan Wali Kota jangan hanya memikirkan nasib UMKM saja.
“Jangan memandang untuk memajukan UMKM saja tapi ojek online dibuat tarifnya tidak memenuhi dasar kemanusiaan”, Katanya.
Dalam hal ini, siapa pun yang membuat pernyataan itu seharusnya belajar kembali mengenai biaya modal dan biaya operasional angkutan,” kata Igun kepada kumparan, Rabu (29/12).
Bahkan menurutnya lagi, untuk tarif ojol saat ini saja menurut Igun itu tidak ideal. Karena tarif tersebut berdasarkan perhitungan pada tahun 2019.
“seharusnya ada evaluasi penetapan tarif setiap enam bulan sekali”,tegas Igun.
Justru menurut Igun pendapatan driver ojol setiap tahun tergerus karena inflasi.
“seharusnya tarif ojol dinaikkan, bukan malah diturunkan seperti apa yang diminta Wali Kota Solo. Jadi yang punya pandangan bahwa tarif ojek itu harus diturunkan, itu salah besar”,tutup Igun.(RR)