Jakarta: Perum Bulog menegaskan, beras murah Bulog yang tersedia di pasaran tak akan mempengaruhi harga pembelian di tingkat petani. Terlebih di tengah musim panen raya saat ini yang diperkirakan akan berlangsung hingga April 2023 mendatang.
“Gak, gak (tak ada pengaruh), bahkan menurut saya harga beras di negara kita ini masih termahal di dunia, bukan salahnya siapa-siapa. Tapi memang cost (biaya) yang memang kita butuhkan untuk produksi masih tinggi,” kata Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), dalam keterangannya, Kamis (16/3/2023).
Buwas justru mempertanyakan balik besaran harga beras yang disebut anjlok di tingkat petani. Ia pun turut mempertanyakan daerah yang mengalami kondisi tersebut.
Meski begitu, ia tak menampik memang ada daerah seperti di Kebumen, Jawa Tengah, mengalami penurunan harga, yakni Rp4.200 per kilogram. Ia pun mengaku langsung menyerap gabah tersebut, bahkan dengan harga Rp4.700 per kilogram.
“Kemarin Pak Presiden bilang ada beras di Kebumen kemarin harganya jatuh Rp4.200 per kilogram. Ya toh, betul gak?, gabah-gabah, saya langsung ambil tuh,” ujarnya.
“Malah belinya saya bukan Rp4.200 tapi Rp4.700 per kilogram. Itu peran Bulog,” ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) khawatir harga beras di tingkat petani jatuh ketika musim panen raya tiba. Terlebih beras impor yang digelontorkan Bulog untuk stabilisasi harga hingga kini masih tersedia di pasaran.
“Biasanya di saat panen raya jeblok, harga jatuh. Apalagi sekarang gegara beras impor harga gabah, harga beras ini semakin jeblok saat panen raya,” kaya Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi dalam keterangannya, Selasa (7/3/2023).