Jakarta: Hasil studi ilmiah menyebutkan, tidak ada pendemi global yang berakhir dalam tempo setahun, namun dapat mencapai lima, hingga 10 tahun.
“Pandemi itu enggak ada yang selesai setahun, pasti lima tahun, sepuluh tahun, secara ilmiah begitu,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam webinar Kagama Health and Caring II, PP Kagama- Pengda Kagama DKI Jakarta, bertajuk ‘Aku Siap Divaksin’, Minggu (14/3/2021).
Budi menjelaskan, cara utama mengatasi pandemi yakni mengurangi laju penularan dengan empat strategi rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pertama, menjalankan protokol kesehatan. Kedua, strategi surveilans, yakni mendeteksi siapa yang terinfeksi, kemudian menelusuri lagi siapa yang telah tertular, lalu diisolasi. Upaya ini dilakukan pemerintah dengan menerapkan strategi 3T, yakni testing, tracing, dan treatment.
Ketiga, vaksinasi Covid-19 dengan skema prioritas berbasis risiko. Dan keempat, perawatan yakni ketersediaan rumah sakit dan lainnya.
“Jadi, nomor satu, tolong taati protokol kesehatan. Vaksin itu nomor tiga. Empat strategi ini harus dijalankan bersamaan,” ujar Budi.
Untuk itu, Budi mengingatkan, protokol kesehatan sangat penting meskipun vaksinasi sudah berjalan. Semakin rendah laju penularan, semakin berkurang pula beban fasilitas kesehatan, fatality rate semakin menurun.
Berdasarkan data statistik di seluruh dunia, kata Budi, tercatat dari 100 orang yang terinfeksi Covid-19, 80 persen sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Sedangkan 20 persen masuk rumah sakit dengan rincian 5 persen masuk ruangan intensive care unit (ICU), dan yang fatality rate 2 persen.
Menurut Menkes, banyak penyakit lain yang lebih tinggi fatality rate-nya daripada Covid-19. Misalnya kanker paru ataupun tuberkulosis.
“Jadi setiap kali pandemi sebenarnya dari dulu sampai sekarang cara menanganinya sederhana, bagaimana kita bisa mengurangi laju penularan agar mampu kapasitas layanan kesehatan kita menangani,” tandasnya. (Ccp)