Selat Taiwan, ASEAN Didesak Meredakan Ketegangan

Bangkok—Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-55 (AMM 55) dan Pertemuan Terkait di Phnom Penh menyuarakan keprihatinan atas ketegangan di Selat Taiwan, dan meminta semua pihak yang terlibat untuk meredakan ketegangan melalui dialog konstruktif.

“Kami (ASEAN) mendesak semua pihak terkait untuk menahan diri dari segala provokasi atau mengambil tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan; dan mencoba yang terbaik untuk meredakan ketegangan dengan memulai dialog konstruktif untuk mengembalikan situasi ke normal,” kata Sekretaris Kementerian Luar Neger Kamboja, Kung Phoak dikutip Reuters.

Sementara itu, Kamboja pada hari Rabu juga menyampaikan keprihatinan atas perkembangan terakhir di Selat Taiwan dan mendesak semua pihak yang terlibat untuk mematuhi kesepakatan yang disepakati oleh China dan AS sebagaimana tertuang dalam Pernyataan Bersama antara kedua pihak.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Kamboja memberi tahu pemerintah bahwa mereka sedang memantau perkembangan terbaru di Selat Taiwan.

“Pemerintah Kamboja secara konsisten dan tegas menganut Kebijakan ‘Satu China’ dan menganggap masalah yang berkaitan dengan Hong Kong, Taiwan, Tibet, dan Xinjiang sebagai urusan dalam negeri.

“Pemerintah Kamboja meminta semua pihak untuk menemukan solusi damai, mempertahankan status quo dan menghindari provokasi demi perdamaian, stabilitas, pembangunan dan kemakmuran di kawasan dan dunia,” kata pernyataan itu.

Pada hari yang sama, Malaysia juga menginformasikan bahwa pihaknya sedang memantau perkembangan di Selat Taiwan setelah ketegangan meletus antara China dan AS menyusul kunjungan Ketua DPR, Nancy Pelosi ke pulau itu. Menteri Luar Negeri, Datuk Seri Saifuddin Abdullah juga mendesak semua pihak untuk menangani situasi dengan hati-hati dan mengambil tindakan terbaik.

Pelosi menjadi politisi berpangkat tertinggi yang mengunjungi pulau itu dalam 25 tahun. China menganggap pulau yang berpemerintahan sendiri itu sebagai bagian dari wilayahnya melalui kebijakan ‘Satu China’.

Taiwan sekarang dikatakan terputus dari dunia luar karena latihan militer China setelah Pelosi meninggalkan pulau itu pada hari Rabu. Media internasional melaporkan bahwa Tentara Pembebasan Rakyat menempatkan kapal perang di dekat perairan Taiwan dan memberlakukan blokade.

Pesawat China juga dilaporkan telah memasuki wilayah udara Taiwan, dengan 22 pesawat melintasi garis demarkasi di Selat Taiwan yang memisahkan pulau itu dari daratan China. (NE)

Selanjutnya Silakan Baca Berita Kami Di GoogleNews