Jakarta – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu mengungkit pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan data terkait aset Rp11.000 triliun disimpan di luar negeri. Dana sebesar itu bisa digunakan untuk membayar utang-utang Indonesia.
Jokowi menyampaikan hal itu pada 2016 silam. Pernyataan Jokowi itu masih bisa ditemukan melalui unggahan Twitter resmi Sekretariat Kabinet @setkabgoid dilengkapi dengan tautan artikel yang bersangkutan.
Said Didu lalu meminta pemerintah segera membuka data tersebut untuk membayar utang-utang luar negeri. “Sudah 5 tahun tapi belum dibuka datanya. Segeralah dibuka buat bayar utang,” cuit Said Didu, Kamis (8/4).
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Januari 2021 tercatat sebesar 420,7 miliar dolar AS. Jumlah tersebut terdiri dari ULN sektor publik (pemerintah dan bank sentral) sebesar 213,6 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 207,1 miliar dolar AS.
Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini memprediksi di akhir masa jabatan, Presiden Joko Widodo akan mewariskan utang hingga mencapai Rp10.000 triliun. “Ini belum selesai pemerintahannya, kalau sudah selesai diperkirakan menjadi Rp10.000 triliun utang di APBN,” ujar dia. (Aza)