Peternak Tetap Pilih Penjualan Konvensional Dibandingkan Virtual

Batang: Merebaknya pandemi Covid-19 dan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat oleh pemerintah, ternyata tak mengubah pendirian peternak untuk menjual ternaknya untuk kurban secara tatap muka atau konvensional. Hal itu dikarenakan butuh ketelitian lebih sebelum bertransaksi jual beli dengan pembeli.

Salah satu peternak, Teguh mengutarakan, pembeli lebih berminat datang ke peternak untuk melihat langsung hewan kurban yang akan dibeli.

“Kalau pakai online kami tidak puas. Soalnya kan beda tidak seperti jual baju, ukurannya sudah jelas, tapi kalau sapi besar kecilnya harus kelihatan,” ungkapnya saat menunjukkan puluhan sapi ternaknya kepada RRI.co.id, di Kasepuhan,Kabupaten Batang, Sabtu (17/7/2021).

Mendekati Hari Raya Idul Adha, dirinya menyiapkan 25 ekor sapi dan semuanya sudah ada yang beli.

“Kalau tahun ini penjualan turun sampai 60 persen. Tahun lalu bisa laku sampai 60 ekor, sekarang cuma 25 ekor,” ungkapnya.

Dijelaskan, bagi pembeli lain masih dapat membeli sapi kurban dengan harga termahal Rp40 juta memiliki berat 700 kilogram dan termurah Rp17 juta.

Sementara ditemui secara terpisah, Kabid Peternakan, Dislutkannak Batang, Endang Ulfiati menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, ditambah masih diterapkannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, para peternak diminta untuk melakukan transaksi jual beli hewan kurban secara online atau virtual.

Penjualan hewan kurban di masa PPKM Darurat, sebaiknya melalui media sosial dan tidak bertemu langsung dengan pembeli, sehingga meminimalkan kerumunan.

“Jangan hanya lewat konvensional saja, tapi diutamakan penjualan secara online,” tegasnya.

Selanjutnya Silakan Baca Berita Kami Di GoogleNews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *