Pasien Covid-19 Ditemani Keluarga, RS Kudus Berantakan

Jakarta: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam unggahan video di akun Twitter @ganjarpranowo, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah rumah sakit di wilayah Kudus, Jawa Tengah.

Seperti tayangan video, dari dua tempat yang didatangi Ganjar, yakni RSUD dr. Loekmono Hadi dan Asrama Mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) Kudus, dirinya menilai, sejumlah rumah sakit di Kudus menyalahi aturan penanganan pasien Covid-19, dimana anggota keluarga diizinkan menunggui pasien positif Corona dan pembesuk juga diizinkan masuk rumah sakit.

“Ya pantes kalau begitu nambah terus (pasien positif Covid-19). Jangan sampai (ada orang masuk), karena mereka berada pada posisi mendekat pada orang yang memang sakit,” tutur Ganjar kepada pihak RSUD dr. Loekmono Hadi, seperti tayangan video di akun Twitter @ganjarpranowo, seperti dilihat RRI.co.id, Selasa (1/6/2021).

Sementara ketika Ganjar mendatangi Asrama Mahasiswa Akbid Kudus, dia pun mendapati seorang pria berada di lantai dua, mondar-mandir di jejeran kamar pasien Covid-19 mengenakan masker.

“Kamu positif?” tanya Ganjar kepada pria tersebut.

“Jaga pak,” jawab si pria bermasker hitam.

“Perawat?” Ganjar kembali bertanya.

“Keluarga (pasien) pak,” jawab pria itu lagi.

“Oh keluarga. Sampeyan negatif atau positif?” sambung Ganjar.

“Belum tahu, pak,” jawab pria keluarga pasien dengan santai.

Ketika ditanyakan apa dia pernah swab, pria itu menjawab belum.

Dia sempat menjelaskan kepada Ganjar, bahwa dirinya sedang menjaga keluarga yang sempat kena stroke juga.

Dan akhirnya, setelah berkomunikasi intens dengan Ganjar, pria tersebut mau menuruti meninggalkan keluarganya tersebut dan menyerahkan sepenuhnya dijaga pihak rumah sakit.

Mirisnya, saat berkomunikasi dengan seorang penunggu pasien Covid-19 lainnya di lantai 1 gedung perawatan, Ganjar kembali mendapatkan jawaban yang cukup memprihatinkan.

“Tidak usah ditemani mas, dari pada Anda ketularan,” ujar Ganjar Pranowo kepada seorang pria berkaos putih di lantai satu ruang perawatan, yang berada di dalam kamar pasien positif Corona.

“Kasihan pak, saya tanggung jawab,” ucap si pria menjawab Ganjar.

“Jangan…Jangan…dari pada Anda ketularan. Nanti malah dua-duanya sakit, mas,” Ganjar kembali coba melakukan persuasi.

“Oh, tidak pak,” jawab si pria menolak ajakan Ganjar.

“Koq tidak? Anda dokter?” tanya Ganjar lagi.

“Tidak,” jawab si penunggu pasien singkat.

“Kalau Anda kumpul begini, itu bahaya banget. Anda lepas masker ketularan, nanti kena semuanya. Nanti pulang saja,” kata Ganjar lagi.

“Tidak boleh pulang saya,” kata si pria itu lagi.

“Yang melarang siapa?” tanya Ganjar penasaran.

“Pihak sininya (rumah sakit), kalau belum benar-benar,” jawab pria itu.

Mendengar semua jawaban si penunggu pasien Covid-19, Ganjar lantas menghampiri pihak rumah sakit dan memberi teguran keras agar memperbaiki SOP penanganan pasien Covid-19.

“Anda evaluasi pak, kalau modelnya begini, Anda menjerumuskan orang. Keliru itu pak,” tegas Ganjar kepada para petinggi rumah sakit.

Kudus Gawat Corona

Kasus Corona di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, jadi sorotan.

Pasalnya angka kenaikan Corona di sana disebut-sebut naik luar biasa.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin tengah mengambil langkah untuk menindaklanjuti kenaikan yang cukup besar di Kudus, salah satunya dengan menerapkan aturan mikro lockdown.

Selain itu, pihaknhya juga meminta dilakukan pemeriksaan genome sequencing pada pasien Corona di Kudus.

Pemeriksaan ini guna mengetahui apakah lonjakan kasus di Kudus ada kaitannya dengan varian baru Corona.

“Kami meminta sampelnya untuk dilakukan genome sequencing, apakah lonjakan yang ada di Kudus ini disebabkan oleh adanya mutasi baru,” ucap Budi, seperti dilansir detikhealth, Senin (31/5/2021).

Ada banyak faktor yang diduga melatarbelakangi lonjakan kasus COVID-19 di Kudus.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Kudus, Ahmad Syaifuddin, mengatakan, kurang disiplinnya masyarakat terhadap protokol kesehatan di masa libur Lebaran menjadikan kasus COVID-19 di sana meningkat tajam.

“Keramaian, kerumunan, mal ramai masjid semua ramai dan semua tidak mengindahkan protokol kesehatan. Sehingga pas hari lebaran banyak yang silahturahmi itu mulai kasus itu terjadi dan beruntun sebanyak itu,” jelasnya.

Selanjutnya Silakan Baca Berita Kami Di GoogleNews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *