Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lagi-lagi membuat gebrakan baru demi keadilan, melalui penetapan dana BOS Reguler tahun 2021.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menggelontorkan dana sebesar Rp52.5 triliun untuk tahun ini, dan menyebutkan bakal ada perbedaan nilai dana BOS mulai tahun ini.
“Satuan biaya BOS tidak lagi seragam, ada variasinya. Contohnya, yang sebelumnya SD semua dipukul rata Rp900 per anak sekarang sekitar dari Rp900-1.9 juta per anak,” kata Menteri Nadiem dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, seperti dikutip rri.co.id, Kamis (25/2/2021).
Alasannya, karena kebutuhan di tiap daerah berbeda-beda. Sehingga dilakukan diferensiasi untuk memberlakukan keadilan dalam anggaran pendidikan.
Khususnya, bagi sekolah yang berlokasi di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) yang mengalami kesulitan belajar pada masa pandemi COVID-19.
“Sekarang tergantung dari beberapa faktor lainnya. Jadi ada diferensiasi yang afirmatif,” lanjutnya.
Nadiem menjelaskan, perbedaan biaya satuan ditentukan dari indeks kemahalan masing-masing area.
“Ada diferensiasi sesuai karakteristik daerah, yang dihitung berdasarkan indeks kemahalan konstruksi (IKK) dan indeks peserta didik (IPD) tiap kabupaten/kota,” ujarnya.
Misalnya saja di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kabupaten Timur Tengah Selatan, alokasi dana BOS di tahun 2021 ini akan mengalami perubahan cukup signifikan sekitar 5-6 persen lebih besar.
Hal itu karena harga barang-barang yang dijual di sana lebih mahal, biaya distribusi dan logistik untuk sampai ke daerah-daerah itu lebih tinggi.
“Contoh kedua, di Kepulauan Aru, Maluku yang lebih jauh lagi, biaya distribusi atau logistik lebih mahal lagi, lebih konstruksi pun mahal. Dan ini peningkatan (dana BOS)nya dramatis mencapai sampai dengan 40-50 persen,” jelas Nadiem.
Begitu juga dengan besaran dana BOS di Kabupaten Intan Jaya, Papua yang kenaikannya sangat signifikan yakni di atas 100 persen.
“Jadi ini benar-benar perubahan cara kita mengalokasikan BOS, yang jauh lebih adil,” tegasnya.