Jakarta: Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mencermati seputar 48 kasus mutasi N439K yang telah terdeteksi di Indonesia. Hal ini menandakan pandemi belum usai.
“Yang jadi catatan epidemiolog, penyebaran N439K tidak secepat B.1.1.7, dan semoga ke depannya juga demikian,” kata Zubairi di akun Twitternya yang dilihat rri.co.id, Senin (15/3/2021).
Zubairi mengingatkan masyarakat untuk tetap jaga jarak, pakai masker dan menghindari kerumunan, apalagi di dalam ruangan. “Jangan bosan saling ingatkan,” terangnya.
Zubairi menjelaskan varian N439K diduga muncul dua kali secara terpisah. Pertama kali itu di Skotlandia. Pada waktu awal pandemi. Lalu, kali kedua, dengan jangkauan lebih luas di Eropa dan saat ini sudah sampai Indonesia.