Jakarta: Masyarakat diimbau tidak beraktivitas sejauh 13 km di tenggara pusat erupsi Gunung Semeru di sepanjang Besuk Kobokan. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai sempadan.
Peringatan tersebut muncul setelah Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) memantau aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang cukup tinggi. Sepanjang Jumat (27/1/2023) pagi, terjadi dua kali erupsi dengan abu vulkanik yang terlihat di atas puncak kawah.
“Termasuk di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” kata penjaga Pos PGA Ghufron Alwi.
Ghufron meminta masyarakat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar. Kewaspadaan tersebut khususnya di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
“Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya.
Gunung Semeru mengeluarkan abu vulkanik setinggi 600 meter dari puncak gunung. Erupsi pertama ini terekam seismograf dengan amplitudo 18 mm dengan durasi 137 detik.
Sedangkan, erupsi kedua terjadi pada pukul 08.02 WIB dengan abu vulkanik mencapai ketinggian 500 meter dari puncak gunung. Seismograf merekam aktivitas erupsi kedua ini dengan amplitudo 20 mm dengan durasi 100 detik.
Sepanjang Jumat dini hari hingga pagi hari ini saja, pos PGA melaporkan adanya puluhan aktivitas vulkanik berupa letusan atau erupsi dari gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Aktivitas vulkanik ini terekam sejak pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
“Terjadi 24 kali gempa letusan erupsi dengan amplitudo 12-22 mm. Dan, lama gempa 75-150 detik,” ucapnya.