Lonjakan Kasus Paska Nataru Harus Dicegah

Jakarta: Terus terkendalinya kasus COVID-19 di Indonesia saat ini, sangat diharapkan agar pandemi di Tanah Air dapat diakhiri.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengingatkan, Indonesia harus terus mempertahankan kondisi kasus yang terkendali seperti saat ini, di tengah lonjakan kasus yang sedang terjadi di berbagai negara.

“Perlu menjadi perhatian, transisi menuju endemi dapat sewaktu-waktu terhambat akibat lonjakan kasus yang kembali terjadi,” kata Wiko dalam siaran pers yang diterima rri.co.id, Rabu (24/11/2021).

Agar masyarakat mudah memahami, Wiku mengedukasi masyarakat berdasarkan ilmu epidemiologi. Jika berdasarkan luas penularannya, maka dapat dibagi kondisi penularan suatu penyakit, termasuk COVID-19 menjadi 3 bagian.

Pertama, epidemi, yang berarti kondisi dimana peningkatan kasus yang cepat di wilayah tertentu. Contohnya COVID-19 yang awalnya ditemukan pada bulan Desember 2019 di Kota Wuhan, China dan terus menyebar sampai seluruh penjuru Negeri tersebut.

Kedua, tahapan pandemi. Kondisi dimana peningkatan jumlah kasus COVID-19 secara cepat dan bersamaan di banyak negara bahkan diseluruh dunia.

Contohnya penetapan pandemi COVID-19 pada tanggal 11 Maret 2020 hingga kini. Kondisi kasus positif masih tergolong tinggi di beberapa negara, nahkan merupakan lonjakan berulang setelah pelandaian. Seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Jerman.

Ketiga yaitu endemi. Kondisi dimana kasus masih tetap ada di beberapa wilayah dengan jumlah kasus yang rendah dengan laju penularan yang stagnan.

“Tahapan epidemi menjadi pandemi COVID-19 telah banyak memberikan pelajaran bagi kita. Khususnya terkait pentingnya mencegah agar lonjakan kasus tidak lagi terjadi di kemudian hari,” tegas Wiku.

Untuk itu, Satgas berharap kerjasama berbagai elemen masyarakat untuk mensukseskan target pengendalian COVID-19.

Menurutnya, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan agar target menuju endemi dapat terealisasi.

Pertama, penetapan indikator endemi secara luas atau percakupan daerah dilakukan oleh pemerintah dan berkonsultasi dengan pakar. Kedua, pemantauan kasus melalui surveilans kasus dan genomik COVID-19 secara konsisten.

Ketiga, terus menekan angka kasus berat dan kematian menjadi angka kesembuhan yang tinggi melalui upaya vaksinasi, perawatan serta pengobatan kasus yang berkualitas.

Keempat, menjaga laju penularan tetap dalam kondisi rendah dan terkendali melalui upaya testing dan tracing, penyesuaian aktivitas masyarakat yang aman dan produktif serta mobilitasnya.

“Kita berharap perkembangan kasus di Indonesia yang semakin baik ini tetap bertahan. Bahkan pasca periode nataru seringkali menimbulkan lonjakan kasus,” lanjutnya.

Untuk itu, Satgas menyebut, momen natal dan tahun baru (nataru) mendatang menjadi pembuktian Indonesia kepada dunia, jika Indonesia mampu dengan baik mengantisipasi lonjakan kasus walau memasuki periode libur panjang.

“Saya pun meminta masyarakat Indonesia juga berempati untuk negara lain karena pandemi COVID-19 baru akan selesai apabila semua negara dapat mengendalikan kasus sehingga mendukung proses pemulihan ekonomi global,” ungkapnya.

Selanjutnya Silakan Baca Berita Kami Di GoogleNews

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *