Kisah Para Pemburu Tiket Piala Dunia

manusia sudah mengular di depan Doha Exhibition and Convention Center (DECC), Sabtu (26/11/2022). Padahal matahari belum lama beranjak dari sepenggalah.

Ada yang masih betah berdiri, ada yang mulai jongkok. Ada lagi yang memilih duduk selonjoran, mencari posisi paling enak.

Malah ada yang saking tidak kuat menahan kantuk, akhirnya tengkurap begitu saja. Lelap dalam tidur sambil bermimpi mendapatkan tiket pertandingan.

Begitulah pemandangan yang terjadi hampir setiap hari sejak Piala Dunia 2022 Qatar dimulai. Begitu banyak orang rela antre berjam-jam di pusat informasi dan penjualan tiket FIFA tersebut.

“Mereka mulai datang sejak pukul enam pagi. Mungkin malah ada yang menginap,” kata Vijay, seorang petugas kebersihan yang sedang menyapu Taman Onaiza, di depan gedung pusat tiket FIFA tersebut.

Pagi itu RRI coba mengira-ngira berapa panjang antrean yang mengular itu. Perkiraan didasarkan pada jarak langkah per meter dan hasilnya cukup panjang karena nyaris 100 meter.

Pemburu tiket last minute ini memang sudah jamak dalam setiap kegiatan. Apalagi pertandingan olah raga sekelas Piala Dunia.

Kegiatan mengantre seperti itu masuk dalam kategori legal. Karena dibuka resmi oleh FIFA untuk menjual tiket yang mungkin masih tersisa, atau jika ada pembatalan tiket dari penonton lainnya.

Selain mengantre seperti itu, calon penonton juga diminta terus memantau pergerakan ketersediaan tiket di aplikasi FIFA. Baik antre langsung di pusat penjualan tiket maupun aplikasi, prinsipnya tidak jauh berbeda.

Bagi yang datang ke pusat penjualan tiket, pelayanannya adalah siapa datang pertama, dia yang dilayani duluan. Kalau penjualan secara online adalah ‘siapa cepat, dia dapat’.

“Saya ingin menonton pertandingan Meksiko melawan Argentina. Saya berharap bisa mendapatkannya,” kata Tico Hernandez, suporter Meksiko yang ikut antrean dan posisinya agak jauh dari urutan terdepan.

Selanjutnya Silakan Baca Berita Kami Di GoogleNews