Kasus TBC, Pemerhati Kesehatan Dorong Penguatan Penelusuran

Jakarta: Pemerhati kesehatan Daeng M Faqih mengatakan, dirinya mendorong penguatan penelusuran (tracing) untuk menangani kasus Tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Pasalnya, ia menenggarai masih ada ratusan kasus TBC yang belum terlacak dengan baik.

“Artinya kita perlu penguatan yang disebut dengan tracing penemuan kasus,” kata Daeng kepada Pro 3 RRI, Jumat (24/3/2023).

Menurutnya, penemuan kasus TBC ini seperti yang dilakukan dalam kasus Covid-19. Ia mengatakan, jika tidak dilakukan penelusuran dengan baik maka berpotensi penularan.

“Jadi yang tidak ditemukan itu, itu akan potensi terus menularkan penyakit,” ucap Daeng yang mantan Ketua umum PB IDI.

Selanjutnya, jika ditemukan kasus TBC maka harus segera diobati. Menurutnya, jika segera diobati maka akan sembuh dan tidak menular lagi.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pasien TBC untuk taat meminum obat. Hal itu karena pengobatan TBC ini makan waktu sekitar 6 bulan.

“Sebenarnya diobati enam bulan itu sembuh, asal teratur dan tepat dosis,” ucapnya.

Menurutnya, dalam penanganan kasus TBC ini perlu ada komitmen dari seluruh pihak. Komitmen itu dimulai dari Kementerian Kesehatan hingga petugas di lapangan.

“Artinya harus ada komitmen semuanya, komitmen pemerintah menyediakan obat dan petugas sabar mengobati,” ucapnya.

Selain itu, kata dia, untuk menangani penyakit TBC ini perlu dukungan dari keluarga. Ia mengatakan, keluarga harus mempunyai komitmen untuk mengawasi pasien TBC untuk meminum obat.

“Ini penting karena kalau pengawasan tidak dilakukan dengan baik maka dia tidak akan sembuh,” kata Daeng.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *