Jakarta –
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat tidak khawatir terhadap imunitas tubuh dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Alasannya, Wiku mengatakan sudah banyak studi yang menyatakan bahwa puasa yang setidaknya dilakukan selama 3 hari akan efektif membantu proses peremajaan sistem imun melalui produksi sel darah putih baru.
Imunitas juga dapat diperkuat dengan upaya lainnya seperti menjaga asupan yang berkualitas. Seperti mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat sebagai sumber kalori yang dapat berupa nasi, roti, dan lainnya. Makanan lain yang bisa dimakan setiap hari seperti telur, ikan, atau daging harus dimakan dan menjadi sumber protein yang merupakan pembentuk imun dan jaringan tubuh lainnya. Sayur dan buah juga tetap harus dimakan dengan rutin untuk mendapatkan mikronutrien esensial.
“Saat berbuka memang saat yang membahagiakan, tapi tetap jaga penguasaan diri kita dengan membatasi makan makanan tinggi lemak seperti gorengan, gajih, dan lainnya, serta mengurangi konsumsi gula dari takjil dan makanan penutup,” jelasnya saat menjawab pertanyaan media dalam agenda keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Kamis (8/4/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Selain asupan gizi, olahraga dapat menjaga keseimbangan metabolisme tubuh karena olahraga juga dapat meningkatkan output cairan dari tubuh. Disarankan, berolahraga setelah sahur, sebelum berbuka, atau 1-2 jam setelah berbuka puasa.
“Durasi olahraga juga dibatasi hingga kurang dari 2 jam untuk mengoptimalkan pembentukan dan fungsi sistem imun. Cairan yang diasup juga ditingkatkan 1,5-2x lipat dibandingkan biasa,” lanjut Wiku.