Seorang wanita warga negara Denmark berusia 60 tahun yang meninggal karena pembekuan darah setelah menerima vaksin COVID-19 dari AstraZeneca, memiliki gejala “sangat tidak biasa”.
Penilaian ini dikeluarkan Badan Obat Denmark pada Minggu malam, dikutip Reuters, Senin (15/3).
Dikatakan bahwa wanita tersebut memiliki jumlah trombosit dan gumpalan darah yang rendah di pembuluh kecil dan besar, serta terjadi pendarahan.
Program vaksinasi Eropa dinilai telah mengecewakan dalam dua minggu terakhir setelah adanya laporan bahwa penerima inokulasi AstraZeneca menderita pembekuan darah.
Badan Obat Eropa mengatakan tidak ada indikasi bahwa kejadian itu disebabkan oleh vaksinasi. Pernyataan serupa diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia pada hari Jumat.
AstraZeneca Plc mengatakan pada Minggu bahwa tinjauan data keamanan orang yang divaksinasi dengan vaksin COVID-19 tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko pembekuan darah.
Tinjauan AstraZeneca mencakup lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Inggris dan Uni Eropa, dan dilakukan setelah otoritas kesehatan di beberapa negara menangguhkan penggunaan vaksinnya karena masalah pembekuan.